Sekretariat

Jln. Jatayu no. A1 Komp. Raja Wali, Halim Perdana Kusuma Telp. 021.8009728

JAKARTA

Kamis, 28 Februari 2013


Jika sesekali berlintas di jalan Sumatra lintas timur, sempatkanlah berkunjung ke monumen Ompu Datu Parulas Parultop yang terletak di Perdagangan. 30 Kilometer dari kota kecil Lima Puluh. Tempat ini adalah tempat Ompu Datu Parulas Parultop meninggal di dalam sebuah pohon besar.
Kondisi tempat ini sekarang sangat rapi, bahkan menyerupai objek wisata untuk para peziarah. Jalan yang akan menuju ke altar doa terbuat dari konblok yang ditata rapi. Sehingga tidak terkesan kumuh.
Sebelum ke tempat ini ada baiknya kita mempersiapkan pisang untuk diberikan kepada monyet-monyet yang mendiami daerah ini setelah berdoa di altar. Konon menurut cerita, pemimpin kawanan monyet ini adalah monyet besar berwarna putih yang diidentikan dengan Ompu Datu Parulas itu sendiri. Dia akan muncul menampakkan diri jika keturunan aslinya datang berkunjung.
Begitu kita sampai ke tempat ini kita akan langsung disambut oleh penduduk yang tinggal di sekitar kompleks monumen. Mereka memang mencari penghasilan tambahan disamping menjadi petani dengan menjadi semacam penunjuk jalan bagi para peziarah. Mereka akan membawa pisang dan menyiapkan air untuk kita setelah selesai berdoa di altar Ompu Datu Parulas Parultop.





Di pintu masuk kompleks altar Ompu DPP terdapat Rumah Persaktian Datu Somalanggak Sitorus Boltok. Kisahnya dulu, datu ini adalah teman bertanding ilmu Ompu Datu Parulas di ujung masa hidupnya. Untuk mengenang hubungan diantara kedua orang sakti ini maka dibangunlah rumah persaktian di sebelah altar Ompu Datu Parulas Parultop.




Disebelah rumah persaktian Datu Somalanggak Sitorus terdapat tanah lapang kecil tempat monyet-monyet bersantai, lalu lalang sembari menunggu makanan yang dibawa oleh para peziarah untuk mereka.




Sedangkan altar Ompu Datu Parulas sendiri terletak di sebelah tanah lapang itu. Banguannnya dari semen berwarna putih. Di dalam bangunan itu terdapat altar tempat kita berdoa. Api dan dupa akan dinyalakan oleh para pengantar untuk menemani kita selama berdoa.
Sebenarnya bangunan mula-mula dulu bukanlah seperti ini. Namun memiliki bentuk yang lain berupa tungku seperti tungku Cina yang masih terdapat di sebelah bangunan berwarna putih tersebut. Menurut ceritanya dulu, orang Cina di daerah Perdaganganlah yang pertama-tama merawat pohon yang menjadi makam Ompu Datu Parulas Parultop. Mereka memperbaiki dan merapikan tempat tersebut sebelum dipugar kembali oleh Punguan Lumban Raja keturunan ompu Datu Parulas Parultop pada pertengahan tahun 1970-an.




Selepas kita berdoa, kita bisa memberikan monyet-monyet itu bekal yang sudah disiapkan untuk mereka. Yaitu pisang. Hanya untuk pemimpin harus khusus diberi satu sisir untuknya. Monyet pemimpin itu tidak akan mau memakan jika diberi satu-satu.
Berjarak 200 meter dari altar, barulah ada pohon…. Yang kini telah dipugar dengan menggunakan semen menjadi monumen Ompu Datu Parulas Parultop. Konon, setelah berusia sangat lanjut dia mengasingkan diri dari dunia luar dan memilih bertapa di dalam sebuah pohon besar. Dia berpuasa, tidak makan tidak minum walaupun makanan tetap teratur diantarkan oleh anak-anaknya, namun tidak disentuhnya. Sampai pohon besar itu satu saat akhirnya tertutup, membawa Ompu DPP turut serta didalamnya. Didalam pohon itulah akhirnya Ompu DPP meninggal.
Replika pohon besar yang telah dipugar tersebut bisa dilihat seperti di foto.



Desember 2012

2 komentar:

  1. Ada Rincian Keturunan Opungta Datu Parulas Parultop? Aku Keturunan Op. Mangiring Sitorus. Tinggal di Pematang Bandar.

    BalasHapus

HUBUNGI KAMI

Contact Person Panitia:
1. Ir. Parsaoran. Mahulae (Ketua) / 081316418609
2. Peter Mahulae (Humas) / 081316494236

No. Rekening:
3242-01-015279-53-2
BRI Cab. Cengkareng Jakarta
a.n. Richard Nainggolan