Jika
sesekali berlintas di jalan Sumatra lintas timur, sempatkanlah berkunjung ke monumen
Ompu Datu Parulas Parultop yang terletak di Perdagangan. 30 Kilometer dari kota
kecil Lima Puluh. Tempat ini adalah tempat Ompu Datu Parulas
Parultop meninggal di dalam sebuah pohon besar.
Kondisi
tempat ini sekarang sangat rapi, bahkan menyerupai objek wisata untuk para
peziarah. Jalan yang akan menuju ke altar doa terbuat dari konblok yang ditata
rapi. Sehingga tidak terkesan kumuh.
Sebelum
ke tempat ini ada baiknya kita mempersiapkan pisang untuk diberikan kepada
monyet-monyet yang mendiami daerah ini setelah berdoa di altar. Konon menurut
cerita, pemimpin kawanan monyet ini adalah monyet besar berwarna putih yang
diidentikan dengan Ompu Datu Parulas itu sendiri. Dia akan muncul menampakkan
diri jika keturunan aslinya datang berkunjung.
Begitu
kita sampai ke tempat ini kita akan langsung disambut oleh penduduk yang
tinggal di sekitar kompleks monumen. Mereka memang mencari penghasilan tambahan
disamping menjadi petani dengan menjadi semacam penunjuk jalan bagi para
peziarah. Mereka akan membawa pisang dan menyiapkan air untuk kita setelah
selesai berdoa di altar Ompu Datu Parulas Parultop.
Di pintu masuk kompleks altar Ompu DPP terdapat Rumah Persaktian
Datu Somalanggak Sitorus Boltok. Kisahnya dulu, datu ini adalah teman bertanding ilmu Ompu Datu
Parulas di ujung masa hidupnya. Untuk mengenang hubungan diantara kedua orang
sakti ini maka dibangunlah rumah
persaktian di sebelah altar Ompu Datu Parulas Parultop.
Disebelah rumah persaktian Datu Somalanggak Sitorus terdapat tanah lapang kecil
tempat monyet-monyet bersantai, lalu lalang sembari menunggu makanan yang
dibawa oleh para peziarah untuk mereka.
Sedangkan
altar Ompu Datu Parulas sendiri terletak di sebelah tanah lapang itu.
Banguannnya dari semen berwarna putih. Di dalam bangunan itu terdapat altar
tempat kita berdoa. Api dan dupa akan dinyalakan oleh para pengantar untuk
menemani kita selama berdoa.
Sebenarnya
bangunan mula-mula dulu bukanlah seperti ini. Namun memiliki bentuk yang lain
berupa tungku seperti tungku Cina yang masih terdapat di sebelah bangunan
berwarna putih tersebut. Menurut ceritanya dulu, orang Cina di daerah
Perdaganganlah yang pertama-tama merawat pohon yang menjadi makam Ompu Datu
Parulas Parultop. Mereka memperbaiki dan merapikan tempat tersebut sebelum
dipugar kembali oleh Punguan Lumban Raja keturunan ompu Datu Parulas Parultop
pada pertengahan tahun 1970-an.
Selepas kita berdoa, kita bisa memberikan monyet-monyet itu bekal yang
sudah disiapkan untuk mereka. Yaitu pisang. Hanya untuk pemimpin harus khusus
diberi satu sisir untuknya. Monyet pemimpin itu tidak akan mau memakan jika
diberi satu-satu.
Berjarak
200 meter dari altar, barulah ada pohon…. Yang kini telah dipugar dengan menggunakan
semen menjadi monumen Ompu Datu Parulas Parultop. Konon, setelah berusia sangat
lanjut dia mengasingkan diri dari dunia luar dan memilih bertapa di dalam
sebuah pohon besar. Dia berpuasa, tidak makan tidak minum walaupun makanan tetap
teratur diantarkan oleh anak-anaknya, namun tidak disentuhnya. Sampai pohon
besar itu satu saat akhirnya tertutup, membawa Ompu DPP turut serta didalamnya.
Didalam pohon itulah akhirnya Ompu DPP meninggal.
Desember 2012
Ada Rincian Keturunan Opungta Datu Parulas Parultop? Aku Keturunan Op. Mangiring Sitorus. Tinggal di Pematang Bandar.
BalasHapusAlamatnya di mana ya min...
BalasHapus